Jumat, 20 November 2009

BERUSAHA DENGAN SEKUAT TENAGA , KERAHKAN SEMUA STRATEGI LALU BERSERAHLAH

Ada banyak cara orang dalam memandang kehidupan. Sebuah contoh stiker mobil mengatakan,"Hidup itu Keras,anda bisa mati karenanya."seorang yang pernah saya temui juga pernah mengatakan," hidup itu sulit."Seseorang juga mengatakan bahwa,"hidup adalah seperiuk kotoran.

"Banyak pula orang yang percaya bahwa,"hidup adalah penderitaan."Bahkan seorang ilmuwan juga mengatakan,"bahwa siapapun di abad 20 yang menginginkan kehidupan yang tenang telah keliru memilih waktu untuk di lahirkan.

Saya tidak ingin mengomentari apa lagi menyalahkan apa yang mereka katakan. Setiap orang boleh-boleh saja memiliki pandangan dan penafsiran tersendiri mengenai hidup. Bagaimana kita memandang hidup memang sebuah pilihan.

Melalui buku ini saya hanya ingin berbagi sebuah cara pandang baru yang bisa membuat anda lebih menikmati hidup ketimbang sebelumnya. bahkan saat kita di batasi tirai besi sekalipun. Hidup itu indah ! saya mengatakan kalimat ini dengan sungguh-sungguh di balik jendela besi saat ini.

Hidup yang indah bukanlah sebuah puisi ataupun ungkapan yang berlebihan. Hidup yang indah bukanlah ungkapan kata-kata yang di kemas untuk menghibur orang-orang yang "kurang beruntung". Hidup yang indah adalah suatu kenyataan, sesuatu yang real, sesuatu yang bisa kita nikmati setiap hari atau setiap saat.

Jangan menyamakan hidup yang indah dengan memiliki uang yang banyak. Banyak orang memiliki harta yang banyak tetapi tidak bisa merasakan keindahan hidup ini. Bagaimana bisa indah kalau hidup senantiasa di warnai ketakutan, ketidak tentraman, dan berbagai kecemasan. Bagaimana bisa indah kalau hidup selalu ditandai dengan pertengkaran dan permusuhan ?......


Keindahan hidup sebenarnya tidaklah ditentukan oleh sesuatu itu sendiri, tetapi pada cara memandang, pada jendela yang kita gunakan untuk melihat dunia. Seperti kata seorang pemikir Cina, peristiwanya sendiri tidaklah penting, yang penting adalah bagaimana kita memandang dan memaknai peristiwa tersebut.

Ada banyak hal sederhana dalam hidup ini yang bisa memberikan sentuhan keindahan. Beberapa diantaranya mungkin kita lakukan setiap hari. Di waktu senggang saya suka pergi dan duduk-duduk sambil memandang matahari yang akan tenggelam.

Disana saya menemukan keindahan. Setiap pagi atau sore saya menyempatkan diri untuk berolah raga lari di jalanan umum atau di lapangan bola di desa saya sekitar 60 menit.

Saat-saat yang indah akan selalu saya rasakan begitu saya selesai borolah raga dan keringat mengucur deras. Adrenalin yang dihasilkan dari proses ini benar-benar menimbulkan kesegaran dan kenikmatan yang luar biasa.

Perasaan yang sama senantiasa saya rasakan bila mendengarkan music yang indah. Menyaksikan anak semata wayang saya menari dan menyanyi, bermain di kamar atau di depan TV bersama keluarga. Saat telepon keluarga dari luar kota setelah seharian tidak ketemu bahkan sebuah "musibah" sekalipun dapat kita pandang dengan cara yang berbeda.

Saya ingat sekitar 5 tahun yang lalu anak saya Nadya badannya sangat panas dan harus dirawat di rumah sakit. Walaupun dokter mengatakan penyakit ini tidak mengkhawatirkan, tak urung saya khawatir dibuatnya.

Setelah sembuh, anak saya Nadya kelihatan fresh dari sebelumnya. Dan anehnya saya juga ikut fresh. Sepertinya kami baru pulang dari sebuah liburan panjang yang mengasikan. Hidup memang benar-benar indah.

Cerita memberikan motifasi dan inspirasi. bahkan orang bijak sering mengatakan seperti ini "manusia sering menolak kebenaran, tetapi tak ada seorangpun mampu menolak sebuah cerita".
Buku ini merupakan hasil perenungan dan dialog saya dengan diri saya sendiri yang kemudian di tuangkan kedalam tulisan.

Buku ini saya tulis di tengah-tengah keramaian suara orang-orang yang kurang beruntung di dalam hidupnya dan di tengah alunan music dari radio saya. perasaan sedih dan pilu saya rasa bukan rasa yang sebenarnya dari jiwa saya.

Karena saya yakin perasaan ini hanya sebuah "dagelan" lama yang biasa bersaing dengan perasaan bahagia. Dan saat saya menulis buku inipun belum ada pertimbangan atau penilaian dari teman-teman seperjuangan di "warning" area ini.

Kadang-kadang saya selalu berfikir bahwa "aku orang pinter" sambil senyum, tetapi kenapa kadang-kadang minteri tulisanku sendiri.....????.....Sebagai manusia biasa semua ini saya anggap wajar-wajar saja. Dalam kegembiraan yang terbias kesedihan tertuang tulisan yang sangat luar biasa.

"Tinta hitam ini akan terbentuk sebuah karya yang mengagumkan. Bagi pembaca pasti akan terobati semua bentuk kata-kata yang diawali dengan tidak bahagia. Saya berani yakinkan kata-kata dalam tulisan ini bisa membuat pembaca membenarkannya.

Akhirnya, saya ucapkan selamat membaca buku ini dan menikmati hidup anda yang penuh dengan keindahan. Hidup yang indah hendaknya dapat menjadi "Life Style" Sebuah gaya hidup.

Seorang seniman kota Mojokerto pernah mengatakan walaupun saya tahu dia mengutip dari kata mutiara seorang pengarang yang saya lupa namanya" Kita sudah belajar terbang ke udara seperti seekor burung, dan belajar berenang didasar laut seperti ikan, sekarang yang harus kita pelajari adalah berjalan didunia ini sebagai manusia. Ini adalah proses dimana kita belajar mencintai hidup dengan hati yang tulus. Belajar lebih manusiawi dari waktu kewaktu.
Penuangan inspirasi yang bisa membuat jiwa saya tetap stabil dan waras apa adanya seperti Seto yang manis.



KIAT MENYIASATI DIRI



Kalau anda pernah menonton film yang apapun judulnya dan disitu anda menemukan cerita film tentang keluarga dengan cerita yang berakhir bahagia itu lumrah dan biasa. Tetapi cerita yang mau saya jelaskan adalah cerita tentang kehidupan saya.

Putri semata wayang saya Nadya di rumah sangat khawatir apabila saya tinggal keluar kota. Tetapi saya beralasan dan berpesan kepada Nadya “apapun yang kita hadapi jangan lupa bernyanyi dan menari”.

Apapun yang terjadi dalam kehidupan ini hanyalah bagian cerita hidup yang harus kita dramatisir seindah mungkin karena sekenario hidup belum selesai.
Padahal diluar sana banyak suara sumbang yang terkadang menusuk jiwa sang aktor. Tetapi itu semua hanyalah ibarat musik yang terkadang tidak sesuai selera.

Saya tidak pernah lupa bahwa hidup ini harus benar-benar saya nikmati.
Suatu ketika perjalanan sebuah cerita harus lengkap dan kelihatan indah, sayapun harus berubah untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya sebisa mungkin menempuh kembali menuju jalan Tuhan yang telah lama terlupakan olehku.

Dengan banyak pertimbangan dan pemikiran yang jernih semua bisa terwujud untuk menjadi lebih baik. Karena saya sadar “kepemimpinan sebenarnya adalah seni menikmati hidup”.

Film kehidupan ini begitu berkesan dalam perjalanan hidup saya.
Bahkan film yang sudah mendapatkan Academy Awards dan seribu penghargaan lainnyapun tak seindah film perjalanan hidup masing-masing manusia.
Bagi saya film kehidupan ini adalah suatu kenangan dan pelajaran yang sangat berharga.

Padahal kepemimpinan adalah mengenai kita sendiri. Setiap kita adalah sesungguhnya seorang pemimpin. Esensi untuk mencapai kepemimpinan adalah saat kita menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Karena sesungguhnya kepemimpinan adalah seni menikmati hidup.

Seperti yang di contohkan cak Yahya pemjual rokok eceran di kota mojosari, menikmati hidup semestinya tidak sulit, tetapi kenapa banya orang yang sulit menikmati hidup ???.... Ini berkaitan dengan “cara pandang” yang kita gunakan dalam memandang kehidupan.

Ada lima keyakinan dan paradigma yang salah yang menjadi penyebabnya ;
Pertama, adanya keyakinan bahwa anda tidak dapat bahagia tanpa adanya hal-hal yang anda pandang bernilai dan yang membuat anda terikat.

Anda senantiasa kekurangan, katakanlah anda sudah punya pekerjaan tetap,dan taraf hidup yang lumayan, tapi anda merasa kurang. Anda akan merasa bahagia bila memiliki uang yang lebih banyak, rumah lebih besar, mobil lebih bagus dan sebagainya.

Pikiran anda dipenuhi oleh benda-benda yang anda kira bisa membahagiakan anda. Inilah sebenarnya masalahnya. Anda tidak bahagia karena lebih memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang tidak anda miliki, dan bukannya pada apa yang anda miliki sekarang ini.

Ke dua, Anda percaya bahwa kebahagiaan ada di masa depan. Anda terlalu teropsesi “bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”. Kapan anda bahagia ???....”nanti, kalau sudah menjadi manager” kata anda.

Persoalannya , pada saat anda menjadi manager pekerjaan anda semakin banyak. Anda masih belum bahagia juga “saya akan bahagia nanti kalau sudah menjadi direktur, atau gubenur, mentri, presiden, “nah” daftar tunggu kebahagiaan ini masih terus dapat di perpanjang”.

Tapi nyatanya anda belum bahagia. Kalau demikian adalah yang terjadi “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang entah kapan ???...”. Kebahagiaan telah anda letakan di tempat yang jauh. Padahal kebahagiaan letaknya sangat dekat dan dapat anda nikmati disini. “Sekarang ini juga”..!!.

Ke tiga, anda tak bahagia karena selalu membanding-bandingkan diri anda dengan orang lain. Saya pernah bertemu dengan sahabat kawan sekolah dulu. Yang selalu berpindah-pindah kerjaan. Karena alasan gajinya lebih kecil dibandingkan teman-teman yang lain.

Karena itu setiap ada tawaran kerja, yang di lihat adalah apakah Ia dapat mengungguli atau menyamakan gaji dengan kawan yang di gaji lebih tinggi. Ia bahkan tidak perduli apa bila harus berganti karir dan pindah kebidang lain. Sampai suatu saat Ia menyadari bahwa tidak ada gunanya “mengejar” semua itu.

Sejak itulah Ia mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minatnya sendiri. Ia kini bahagia dan menikmati pekerjaannya dan tak pernah ingin tahu lagi mengenai penghasilan sahabatnya.

Ke empat, Anda percaya bahwa kebahagiaan akan datang apabila anda berhasil mengubah situasi dan orang-orang disekitar anda. Anda tidak bahagia karena pasangan, tetangga, dan atasan anda tidak memperlakukan anda dengan baik.
Anda tidak bahagia karena dunia penuh dengan ketidakadilan.

Walaupun demikian silahkan saja kalau anda ingin meneruskan niat anda mengubah dunia. “Namun jangan tempatkan kebahagiaan anda disana, jangan biarkan situasi, lingkungan, dan orang-orang disekitar anda membuat anda tidak bahagia”. “Kalau anda tidak dapat mengubah mereka , yang perlu anda ubah adalah diri anda sendiri, hati dan paradigma anda”.

Ke lima, keyakinan bahwa anda akan bahagia kalau keinginan anda terpenuhi. Kita terlalu mencurahkan perhatian kita pada target-target kita. Padahal keinginan dan target-target itulah yang membuat kita tegang, frustasi, cemas, gelisah dan takut.

Terpenuhinya keinginan anda tersebut paling-paling hanya membawa kesenangan dan kegembiraan sesaat itu tak sama dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan itu berada di dalam hati kita, bukannya diluar sana.

Seorang sufi di Mojosari bernama Gus Patah mengungkapkannya dengan baik “apa yang ada di belakang kita dan apa yang ada di depan kita adalah persoalan kecil, dibandingkan apa yang ada di dalam kita”.